Jumat, 26 Februari 2010

Aksi One man oNe tree di Smansa kepahiang

Efek global warming telah banyak kita rasakan,mulai dari cuaca ekstrim di berbagai belahan dunia.
Sebagaimana kita tahu global warming terjadi karena ulah manusia itu sendiri yang telah mencemari lingkungan seperti polusi dari kendaraan bermotor,baik roda dua maupun roda empat.
Dengan penanaman kembali hutan-hutan yang telah gundul,diharapkan cukup bisa membantu pengurangan efek rumah kaca yang sangat berbahaya bagi kesehatan makhluk hidup.
Aksi yang dilakukan oleh para siswa/siswi SMA Negeri 1 Kepahiang ini,diharapkan bisa sedikit membantu mengurangi efek global warming di kabupaten kepahiang.

Kamis, 25 Februari 2010

Doa bersama kelas XII IPA 1




Dalam rangka menyambut rangkaian kegiatan ujian praktik,ujian sekolah,dan ujian nasional,keluarga besar XII IPA 1 mengadakan acara doa bersama yang di hadiri oleh Kepala sekolah SMA Negeri 1 Kepahiang Bapak Sigit Ariyanto,S.Pd,M.Pd, para dewan guru,staf tata usaha,dan para siswa/siswi kelas XII IPA 1.
Semoga Doa Bapak/Ibu dewan guru selalu menyertai langkah kesuksesan kami....Amin.....

Observasi lapangan XII IPA 1





































Penerapan prinsip-prinsip bioteknologi dalam kehiapan sehari-hari sangat beragam mulai dari pemanfaatan mikroorganisme,rekayasa genetika dll.
Pada dasarnya bioteknologi adalah upaya pemanfaatan makhluk hidup dengan menggunakan prinsip-prinsip ilmiah untuk menghasilkan produk atau jasa yang berguna bagi manusia.
Berdasarkan sifatnya bioteknologi dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu :
  1. Bioteknologi Konvensional
  2. Bioteknologi Modern
Bioteknologi konvensional adalah penarapan konsep-konsep ilmiah bioteknologi dengan masih menggunakan alat-alat yang sederhana,misalnya proses pembuatan tempe,tape,oncom,dll.
Bioteknologi modern adalah penarapan konsep-konsep ilmiah bio teknologi dengan menggunakan alat-alat atau mikroorganisme yang lebih kompleks,misalnya pembuatan keju,yoghurt,mentega,nata de coco,dll.
Bioteknologi sangat bermanfaat tdak hanya dalam pembuatan makanan atau minuman tetapi pemanfaatan bioteknologi juga sudah banyak diterapkan dalam beberapa bidang yaitu :
  1. Bidang Pertanian,contonya Tanaman tahan hama,Tanaman penambat nitrogen
  2. Bidang Kedokteran,contohnya Pembuatan obat-obatan,Pembuatan antibodi monoklonal,Terapi gen manusia,dan Pembuatan vaksin.
  3. Bioteknologi Peternakan,contohnya,Pengembangan hewan-hewan bernilai ekonomi tinggi.
  4. Bioteknologi Lingkungan,contohnya, Biogas,Mikroorganisme pengolah limbah.
Dibalik banyaknya manfaat dari penerapan Bioteknologi ini,tidak menutup kemungkinan timbulnya bahaya dari Bioteknologi ini misalnya :
  1. Membuat senjata biologis
  2. Memunculkan organisme stain yang jahat
  3. Mengganggu keseimbangan lingkungan
Dalam observasi kami kali ini kami ingin mengetahui penerapan Bioteknologi dalam bidang industri makanan dan minuman yang sebagai bahan dasarnya adalah susu sapi segar,Bertempat di kota curup kabupaten rejang lebong,provinsi bengkulu kami mengadakan observasi lapangan tentang proses pembuatan yoghurt.
pada awalnya cukup khawatir karena hampir di semua tempat yang kami datangi,pengelola atau pemilik dari peternakan sapi perah tersebut sedang tidak berada di tempat,karena waktu sudah hampir sore dan cuaca sedang tidak bersahabat maka kami memutuskan untuk langsung berkunjung ke kediaman sang pemilik peternakan tersebut,dan akhirnya tidak beberapa lama berselang pemilik peternakan itu pun tida,dengan hati yang cukup lega kami akhirnya bisa mendapatkan informasi yang cukup sebagai bahan kami unkuk membuat laporang pengamatan tersebut.

Sabtu, 20 Februari 2010

plantae

BIOLOGI
Xilem atau pembuluh kayu adalah komponen utama pada jaringan pengangkut yang ada pada tumbuhan. Kata xilem diambil dari bahasa Yunani klasik xĂșlon yang berarti kayu. Xilem bertugas menyalurkan air dan mineral dari akar ke bagian atas tumbuhan yaitu daun. Sel xilem banyak mengandung lignin dan merupakan pembentuk bagian utama dari apa yang kita kenal sebagai kayu.

Floem atau pembuluh tapis adalah komponen utama pada jaringan pengangkut yang ada pada tumbuhan. Floem bertugas untuk mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan.

Pteridaceae
Pteridaceae merupakan salah satu suku anggota tumbuhan paku (Pteridophyta) yang tergolong sebagai bangsa paku sejati yang terbesar (Polypodiales).

Suku ini juga merupakan salah satu suku dengan anggota terbesar. Berdasarkan revisi dari Smith et al. (2006), sejumlah suku lain yang biasanya terpisah, ternyata berkerabat dekat dan layak dimasukkan dalam satu suku. Suku-suku yang sekarang digabungkan dengan Pteridaceae adalah Acrostichaceae (paku laut), Actiniopteridaceae, Adiantaceae (suplir), Anopteraceae, Antrophyaceae, Ceratopteridaceae, Cheilanthaceae, Cryptogrammaceae (paku perak, paku emas), Hemionitidaceae, Negripteridaceae, Parkeriaceae, Platyzomataceae, Sinopteridaceae, Taenitidaceae, dan Vittariaceae.
Spesies
• Platycerium andinum Baker
• Platycerium alcicorne Gaud.
• Platycerium bifurcatum (Cav.) C.Chr., dari Malesia sampai Polinesia
• Platycerium coronarium (Koenig) Desv., dari Asia Tenggara daratan hingga Sumatera
• Platycerium elephantotis Schweinf., asal Afrika tropis.
• Platycerium ellissii Baker
• Platycerium grande (A.Cunn.) J.Sm., dari Asia Tenggara
• Platycerium hillii
• Platycerium holttumii
• Platycerium madagascariensis
• Platycerium ridleyi
• Platycerium stemaria (P.Beav.) Desv.
• Platycerium superbum, dari Australia
• Platycerium quadridichotomum
• Platycerium veitchii
• Platycerium wallichii
• Platycerium wandae Racib., dari Papua
• Platycerium willinkii
Kegunaan
Sebagai Tumbuhan hias yang biasa dipelihara orang di pekarangan rumah, ditempel di pohon atau digantungkan untuk memberikan kesan alami pada taman. Anakan yang tumbuh dapat dipisah dari induknya secara hati-hati dan ditempelkan pada tempat lain.

ADIANTUM CUNEATUM
Suplir adalah sebutan awam bagi segolongan tumbuhan yang termasuk dalam genus Adiantum, famili Adiantaceae. Sebagai tumbuhan paku-pakuan, suplir tidak menghasilkan bunga dalam daur hidupnya. Perbanyakan generatif suplir dilakukan dengan spora yang terletak pada sisi bawah daun bagian tepi tanaman yang sudah dewasa.Suplir memiliki penampilan yang jelas berbeda dari jenis paku-pakuan lain. Daunnya tidak berbentuk memanjang, tetapi cenderung membulat. Sorus merupakan kluster-kluster di sisi bawah daun pada bagian tepi. Spora terlindungi oleh sporangium yang dilindungi oleh indusium. Tangkai entalnya khas, berwarna hitam mengkilap, kadang-kadang bersisik halus ketika dewasa. Sebagaimana paku-pakuan lain, daun tumbuh dari rizoma dalam bentuk melingkar ke dalam (bahasa Jawa mlungker) seperti tangkai biola (disebut circinate vernation) dan perlahan-lahan membuka. Akarnya serabut dan tumbuh dari rizoma.
Tanaman ini tidak memliliki nilai ekonomi penting. Fungsinya yang utama adalah sebagai tanaman hias yang bisa ditanam di dalam ruang atau di luar ruang. Suplir sangat suka tanah yang gembur, kaya bahan organik (humus). Pemupukan dengan kadar nitrogen lebih tinggi disukainya. Pembentukan spora memerlukan tambahan fosfor dan kalium.
Pemeliharaan suplir sebagai tanaman hias harus memperhatikan penyiraman. Kekeringan yang dialami suplir tidak bisa diperbaiki hanya dengan penyiraman karena daun yang kering tidak bisa pulih. Penanganannya adalah dengan membuang seluruh ental yang kering hingga dekat rizoma dan memberi sedikit media tumbuh tambahan. Dalam waktu beberapa hari tunas baru akan muncul.
Spesies
Total spesies: sekitar 200, di antaranya
• A. tenerum
• A. cuneatum
• A. trapeziforme
• A. heterophylloum
• A. capillus-veneris
• A. cuneatu
Semanggi adalah sekelompok paku air (Salviniales) dari marga Marsilea) yang di Indonesia mudah ditemukan di pematang sawah atau tepi saluran irigasi.Morfologi tumbuhan marga ini khas, karena bentuk entalnya yang menyerupai payung yang tersusun dari empat anak daun yang berhadapan. Akibat bentuk daunnya ini, nama "semanggi" dipakai untuk beberapa jenis tumbuhan dikotil yang bersusunan daun serupa, seperti klover.Semua anggotanya heterospor: memiliki dua tipe spora yang berbeda kelamin.Daun tumbuhan ini (biasanya M. crenata) biasa dijadikan bahan makanan yang dikenal sebagai pecel semanggi, khas dari daerah Surabaya. Organ penyimpan spora (disebut sporokarp) M. drummondii juga dimanfaatkan oleh penduduk asli Australia (aborigin) sebagai bahan makanan. Semanggi M. crenata diketahui mengandung fitoestrogen (estrogen tumbuhan) yang berpotensi mencegah osteoporesis.[1] Tumbuhan ini juga berpotensi sebagai tumbuhan bioremediasi, karena mampu menyerap logam berat Cd dan Pb. Kemampuan ini perlu diwaspadai dalam penggunaan daun semanggi sebagai bahan makanan, terutama bila daunnya diambil dari lahan tercemar logam berat.
Marsilea

Species
sekitar 35 spesies, di antaranya
• M. crenata
• M. quadrifolia
• M. drummondii
• M. macrocarpa
• M. exarata
ASPLENIUM
Aspleniaceae merupakan salah satu suku anggota tumbuhan paku (Pteridophyta) yang tergolong dalam bangsa paku sejati yang terbesar (Polypodiales). Anggota-anggotanya dicirikan dengan ental yang relatif kaku, berdaun agak tebal, sori terletak di sisi bawah helai daun dan tersembunyi di balik "lipatan" yang berada tepat pada urat-urat daun yang menyirip.Ahli perpakuan (pteridologi) umumnya sekarang sepakat bahwa suku ini beranggotakan satu sampai tiga marga saja (Asplenium, Hymenasplenium, dan Phyllitis), karena banyak anggotanya yang mampu dengan mudah bersilang. Hasil kajian filogenetik dari Murukami et al. (1999) menunjukkan bahwa genus Camptosorus dan Neottopteris dapat digabungkan ke dalam genus Asplenium, tetapi mempertahankan Hymenasplenium (termasuk Boniniella) dan Phyllitis sebagai marga/genus yang terpisah.Salah satu anggotanya adalah tanaman hias populer paku sarang burung (A. nidus).

Dua marga yang mendominasi pada masa Karbon adalah Lepidodendron dan Lepidophloios. Nama marga Lepidodendron berasal dari struktur batang, sedangkan Lepidophloios merupakan nama yang semula diberikan untuk menyebut struktur daun. Spesimen Lepidodendron yang ditemukan menunjukkan bahwa tinggi pohonnya mencapai lebih dari 38 m, dengan diameter basal 2 m. Batangnya besar, tegak, bercabang banyak membentuk tajuk yang Ie bar. Batang seringkali tidak bercabang hingga ketinggian 20 m atau lebih, clan di bagian apikal membentuk percabangan menggarpu. Cabang-cabang yang membentuk akar disebut rhizofor atau rhizomorf. Daun berbentuk linier, dengan panjang minimall m, dan hila gugur dari cabang akan meninggalkan bekas pada batang.Organ reproduktif Lepidodendrales berupa strobilus atau konus yang terdapat pada cabang-cabang distal. Sturktur strobilus terdiri dari aksis sentral dengan sporofil yang tersusun spiral dan bersirap. Sporangia terdapat pada permukaan atas sporofil. Pada jenis-jenis yang heterospor, mikrosporangia terdapat pada bagian apikal strobilus, sedangkan megasporangia pada bagian basal.
Stigmaria merupakan nama marga untuk menyebut organ rhizofor, yaitu cabang-cabang yang membentuk akar. Nama marga Lepidostrobus semula diberikan untuk organ konus, baik yang monosporangiat maupun bisporangiat. Adapun Lepidocarpon adalah nama marga untuk konus megasporangiat yang struktur dasarnya sarna dengan Lepidostrobus, tetapi dengan sporangia yang hampir seluruhnya tertutup oleh sporofit.

Sigillariaceae
Sigillaria merupakan tumbuhan yang berhabitus pohon, batang tidak bercabang, atau pada bagian apikalnya membentuk percabangan menggarpu sebanyak satu atau dua kali. Bagian basalnya memiliki rhizofor tipe Stigmaria. Daunnya berbentuk seperti daun rumput, memiliki satu atau dua tulang daun, dan apabila gugur akan meninggalkan bekas yang berbentuk heksagonal, bulat, atau oval. Konus pada Sigillaria terbentuk pada cabang-cabang lateral diantara daun-daun.

Jumat, 19 Februari 2010

Kabupaten kepahiang


Kabupaten Kepahiang adalah salah satu kabupaten di provinsi Bengkulu, Indonesia. Kabupaten ini merupakan kabupaten pemekaran dari kabupaten Rejang Lebong. Mayoritas penduduk kabupaten Kepahiang adalah suku Rejang Kepahiang. Rejang disebut dengan Hejang oleh suku tersebut.

Ibukota kabupaten Kepahiang adalah Kepahiang. Secara administratif, daerah ini terbagi menjadi delapan kecamatan dan 91 desa. Pada tahun 2006, jumlah penduduknya mencapai 114.889 jiwa yang terdiri dari pria (57.835 jiwa) dan wanita (57.054 jiwa), dengan tingkat kepadatan penduduk yang mencapai 163 per km

Profil kabupaten Kepahiang

Berdiri: 7 Januari 2004 berdasarkan UU No.39 Tahun 2003

Motto: Kepahiang Kabupaten Alami (Asri Laksana Emas dan Intan)

Potensi Investasi: Pariwisata, Pertanian, Perkebunan dan Perikanan (mencakup agribisnis dan agroindustri)

Batas wilayah

Sebelah Utara, berbatasan dengan kecamatan Curup, kecamatan Sindang Kelingi, dan kecamatan Padang Ulak Tanding serta kabupaten Rejang Lebong

Sebelah Timur, berbatasan dengan kecamatan Ulu Musi, kabupaten Lahat; provinsi Sumatera Selatan.

Sebelah Selatan, berbatasan dengan kecamatan Taba Penanjung, kabupaten Bengkulu Utara.

Sebelah Barat, berbatasan dengan kecamatan Pagar Jati, kabupaten Bengkulu Utara, kecamatan Bermani Ulu, kabupaten Rejang Lebong.

Sejarah

Zaman perjuangan melawan kolonial Belanda menjadi saksi sejarah mulai dikenalnya nama Kepahiang. Pada masa itu, kota Kepahiang dikenal sebagai ibukota kabupaten Rejang Lebong, yang disebut Afdeling Rejang Lebong. Sesaat setelah peralihan kekuasaan dari penjajahan Belanda ke Jepang, hingga kemudian Jepang menjajah bumi pertiwi 3,5 tahun lamanya, kota Kepahiang tetap merupakan pusat pemerintahan bagi kabupaten Rejang Lebong. Bahkan, setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, yakni sejak 18 agustus 1945 hingga 1948, Kepahiang tetap menjadi ibukota kabupaten Rejang Lebong sekaligus sebagai basis kota perjuangan. Sebab, mulai dari pemerintahan sipil dan seluruh kekuatan perjuangan, yang terdiri dari Laskar Rakyat, Badan Perlawanan Rakyat (BPR dan TKR yang kemudian sebagai cikal bakal TNI), semuanya berpusat di Kepahiang.

Di penghujung tahun 1948, merupakan masa yang tak mungkin bisa dilupakan oleh masyarakat Kepahiang. Karena pada tahun itulah, khususnya menjelang agresi militer Belanda kedua, seluruh fasilitas vital kotakantor pos, telepon, penjara, dan jembatan yang akan menghubungkan kota Kepahiang dengan tempat-tempat lainnya terpaksa dibakar untuk mengantisipasi gerakan penyerbuan tentara kolonial Belanda yang terkenal bengis masuk ke pusat-pusat kota dan pemerintahan serta basis perjuangan rakyat. Kepahiang dibumihanguskan. Dimulai dari kantor bupati, gedung daerah, kantor polisi,

Setahun kemudian, seluruh aparatur Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong berada dalam pengasingan di hutan-hutan. Sehingga pada waktu terjadi penyerahan kedaulatan dari Pemerintah Hindia Belanda ke Pemerintah Republik Indonesia, yang oleh masyarakat waktu itu disebut kembali ke kota, terjadilah keharuan yang sulit dibendung. Sebab, aparatur Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong tidak dapat lagi kembali berkantor ke kotakota Curup, karena disini masih tersisa sebuah bangunan pesanggrahan (kini tempat bersejarah itu dibangun menjadi GOR Curup). Kepahiang karena seluruh fasilitas pemerintahan daerah telah dibumihanguskan. Namun, semangat mereka pantang surut. Dengan sisa-sisa kekuatan, serta semangat yang membaja, seluruh aparatur pemerintahan daerah terpaksa menumpang ke

Pada 1956, kota Curup ditetapkan sebagai ibukota kabupaten Rejang Lebong berdasarkan undang-undang. Sejak itu pula, peran Kepahiang mulai memudar, bahkan ada yang menyebut mahkota kejayaan kabupaten Kepahiang surut. Sebab, dengan penetapan Curup sebagai ibukota kabupaten Rejang Lebong, maka kotaRejang Lebong. Pada masa-masa berikutnya, lantaran memiliki nilai historis tinggi, sejumlah tokoh masyarakat Kepahiang, pernah memperjuangkan Kepahiang menjadi ibukota provinsi dan kota administratif. Sayangnya, perjuangan mulia tersebut kandas di tengah jalan lantaran pemerintah pusat tak merespons keinginan dan aspirasi masyarakat tersebut. Kepahiang sendiri ditetapkan sebagai ibukota kecamatan, bagian dari wilayah kabupaten

Ketika era reformasi bergulir pada 1998, gaungnya pun sempat menggema ke bumi Kepahiang. Oleh masyarakat Kepahiang, momentum ini merupakan kesempatan emas memperjuangkan kembali kebangkitan sekaligus awal kemandirian Kepahiang. Situasi kian terbuka lebar, setelah pemerintah dan DPR RI menetapkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, yang juga lazim disebut sebagai undang-undang tentang otonomi daerah. Setelah melalui tahap penyamaan persepsi dan konsolidasi, maka masyarakat Kepahiang sepakat untuk mengusulkan daerah ini menjadi kabupaten baru. Maka, sejak Januari 2000, para tokoh dan segenap komponen masyarakat Kepahiang, baik yang berdomisili di Kepahiang sendiri maupun yang berada diluar daerah, seperti di Curup, Bengkulu, Jakarta, Bandung, serta kota-kota lainnya sepakat untuk menjadikan Kepahiang sebagai kabupaten. Sebagai realisasi dari kesepakatan bersama para tokoh masyarakat Kepahiang, maka dibentuklah badan perjuangan dengan nama Panitia Persiapan Kabupaten Kepahiang (PPKK). Tindak lanjut dari aktivitas badan perjuangan tersebut, maka secara resmi PPKK telah menyampaikan proposal pemekaran kabupaten.

Akan tetapi, rupanya perjuangan memekarkan Kepahiang menjadi kabupaten tak semulus yang diharapkan. Sebab, meskipun Kepahiang merupakan daerah pertama di provinsi Bengkulu yang memperjuangkan pemekaran pada era reformasi, tapi kabupaten Rejang Lebong tidak serta-merta menyetujui aspirasi para tokoh masyarakat kepahiang tersebut. Dengan kata lain, kabupaten Rejang Lebong (kabupaten induk) justru keberatan melepas Kepahiang, karena daerah ini merupakan wilayah paling potensial di Rejang Lebong. Dengan kesabaran dan kerjasama serta diplomasi yang intensif, akhirnya kabupaten Kepahiang berhasil diwujudkan. Pada 7 Januari 2004, Kepahiang diresmikan sebagai kabupaten otonom oleh Jenderal TNI (purn) Hari Sabarno (Menteri Dalam Negeri RI) di Jakarta. Peresmian itu dikukuhkan berdasarkan Undang-undang Nomor 39 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Lebong dan Kabupaten Kepahiang di Provinsi Bengkulu. Ditunjuk sebagai Kepala Daerah pertama (caretaker) kabupaten Kepahiang adalah Ir. Hidayatullah Sjahid, M.M., yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 131.28-8 Tahun 2004, pada 6 Januari 2004, tentang Pengangkatan Penjabat Bupati Kepahiang, Provinsi Bengkulu. Pelantikannya sendiri dilakukan oleh Gubernur Bengkulu atas nama Menteri Dalam Negeri pada 14 Januari 2004. Hingga kini, kabupaten Kepahiang telah dipimpin tiga orang Kepala daerah.